Ritual bunuh diri yang dilakukan oleh wanita disebut dengan Jigai (自害) yang berarti bunuh diri, atau yang sering disebut jisatsu (自殺) pada masa sekarang (tapi istilah ini kini digunakan untuk menyebut bunuh diri secara umum). Ritual bunuh diri ini dilakukan oleh para wanita dari keluarga kaum ksatria samurai dengan cara memotong urat nadi mereka dengan satu kali tebasan pisau tanto atau kaiken. Pemilihan cara bunuh diri dan pisau yang digunakan agar kematian datang lebih cepat tanpa melalui rasa sakit terlebih dahulu. Dengan demikian, wajah dari mayat wanita yang telah melakukan jigai akan tetap terlihat biasa saja tanpa ekspresi kesakitan, tidak seperti kaum pria yang wajah mayatnya akan seram karena ekspresi kesakitan ketika melakukan ritual seppuku. Sehingga, kehormatan dan keanggunan seorang wanita tetap terpancar dari wajahnya walaupun ia telah mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Tindakan bunuh diri dari para wanita kaum ksatria samurai ini dianggap mecerminkan kehormatan dan harga dirinya sebagai seorang wanita. Karena bagi mereka, lebih baik mati dengan cara bunuh diri daripada harus ditangkap oleh musuh, diperlakukan dengan tidak hormat, kemudian mati di tangan musuh. Langkah-langkah ritual bunuh diri ini diajarkan turun temurun dari ibu kepada anak perempuannya.
Sumber: www.wikipedia.com