Dewi Prasetyawati. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

say

Seharusnya kreatifitas anak bangga dapat dikembangkan secara optimal. MySpace

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SINGKONG


SINGKONG (Manihot esculenta L.)

Singkong adalah tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.

Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 5-10 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya serat dan karbohidrat namun miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.
Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka 
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu secara ilmiah mempunyai klasifikasi:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Genus:
Spesies:
Manihot esculenta


Dalam bahasa daerah di Indonesia antara lain dinamakan :
  • Jawa                : tela, pohong
  • Sunda              : sampeu
  • Madura           : sabreng, tela belada(?)
  • Papua              : pangala
  • Aceh               : ubi kayee(?)
  • Makassar        : lame kayu(?)
   
Dalam bahasa asing dinamakan:
  • Inggris              : cassava
  • Malaysia          : ubi kayu
  • Filipina             : kamoteng kahoy, balanghoy
  • Thai                 : sampalang
  • Vietnam           : c sn,  khoai mì
  • Srilanka           : maniok
  • India                : kappa
  • China               : mushu
  • Brazil               : mandioca, aipim, macaxera
  • Afrika-Swahili  : mogo, mihogo

Singkong adalah sumber karbohidrat terbesar ke-3 di dunia sebagai makanan manusia. Singkong terdiri dari daun, batang, umbi atau akarnya. Masing-masing mempunyai manfaat dan keguanaan yang baik, dari mulai akar sampai ke ujung daun.
Daun sering dijadikan sayur dan lalapan teman nasi yang gurih dan enak. Jenis sayuran daun singkong dikenal memiliki rasa dari daun yang agak tebal. Inilah yang bermanfaat untuk kesehatan. Daun singkong memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi seperti kalori, protein, fosfor, hidrat arang, dan zat besi. Sedangkan kandungan vitamin dalam daun singkong terdiri dari A, B1, dan  vitamin C. selain itu daun singkong juga mengandung tannin dan sejumlah fotoofarmaka yang sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh maupun mengatasi sejumlah penyakit.  Khasiat daun singkong juga dikenal memiliki manfaat sebagai anti oksidan dan anti kanker serta menangkal radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, kamampuan daun singkong dalam merangsang dan meningkatkan nafsu makan tentu saja sangat berguna dalam meningkatkan daya tahan tubuh.  Besarnya manfaat daun singkong dan rasanya yang enak menjadikan sayuran jenis ini sebagai makanan yang sering disajikan di rumah. Daun singkong memang sering dijadikan bahan untuk membuat sayuran, khususnya yang menyajikan masakan padang, selalu menyiapkan lalapan daun singkong sebagai bagian dari menunya.
Apalagi tanaman singkong termasuk jenis tanaman yang relative mudah tumbuh di tanah tropis seperti Indonesia. Hanya dengan menancapkan batangnya saja, tanaman ini sudah bisa tumbuh dengan baik . karena itu tak heran bila tanaman ini juga mudah ditanam di halaman rumah, baik untuk diambil ubinya maupun daunnya. Tingginya khasiat daun singkong untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai macam penyakit tentunya menjadi pertimbangan agar daun tanaman ini selalu menjadi menu harian yang enak, bergizi, namun murah.
Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan stek dari batang singkong tua. Selain sebagai makanan, tanaman singkong memiliki berbagai khasiat sebagai obat. Di antaranya obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
Mengatasi rematik bisa dilakukan dengan pemakaian dalam dan pemakaian luar.
Pada pemakaian luar, sebanyak lima lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, satu batang sereh, dan 15 gram jahe direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi sakit kepala, daun singkong ditumbuk lalu digunakan untuk kompres. Sebagai obat demam, 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jali yang telah direndam hingga lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi luka bernanah, batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan diperban.
Obat luka karena terkena benda panas, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang luka.
Mengatasi diare, tujuh lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Obat cacingan, 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur. Mengatasi beri-beri, 200 gram daun singkong dimakan sebagai lalap.
Untuk meningkatkan stamina, 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan lima butir angco yang telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan madu dan diminum.
Di indonesia, pada umumnya singkong di olah menjadi makanan. Namun dari mulai akar (umbi) sampai pucuk daun nya bisa bermanfaat semua seperti :
Umbi singkong bisa di olah menjadi berbagai macam makanan, misalnya :
dengan pengolahan sederhana saja sudah bisa jadi 3 variasi : singkong rebus, singkong goreng, singkong bakar. Dengan pengolahan yang lebih bervariasi : kripik singkong (aneka rasa), getuk , comro, misro, peyeum (tape singkong), ketimus, dan masih banyak lagi. Umbi singkong bisa juga di olah menjadi tepung tapioka (bisa dijadikan aci /lem takol dan bisa juga di olah menjadi makanan). Dengan kemajuan IPTEK bisa juga di olah menjadi BBN (Bahan Bakar Nabati) lebih populer dengan nama bioetanol dan biodesel yang keduanya disebut sebagai biofuel.
Kulit Singkong bisa dimanfaatkan sebagai makanan, di sunda di sebutnya empoy. bisa juga dijadikan kripik gurih. Selain itu kulit singkong juga bisa dimanfaatkan dalam pembuatan karbon aktif. Tentunya masih banyak lagi manfaat lainnya dari kulit singkokng ini.
Batang Singkong bisa ditanam kembali menjadi pohon singkong yang baru, bisa jadi pagar-pagar kebun, kayu bakar, dll. Banyak juga yang memanfaatkan batang singkong sebagai hiasan rumah.
Daun Singkong bisa di olah menjadi makanan, seperti keripik daun singkokng, sayur daun singkong, lalapan, buntil dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Buah pohon singkong bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan seperti manisan  atau dibuat sebagai pelengkap sayur berkuah selain itu bisa dibuat sebagai mainan anak-anak.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Produk China di Setiap Lini


Pada Januari 2010 Perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) diberlakukan, membuat produk China laku keras dan menguasai setiap Lini di Negeri ini. Nilai ekspor Indonesia ke China 49,2 milliar dolar AS, sedangkan nilai impor China sebesar 52 milliar dolar AS. Nilai impor China yang menaik hingga 45,9% dan berkontribusi 15% dari total impor Indonesia seperti mainan anak 72%, furniture 54%, elektronik 90%, tekstil dan produk tekstil (TPT) 33%, permesinan 22,22% dan logam 18%.
Harga produk China lebih murah dan cepat laku dibandingkan dengan produk lokal. Dari sisi konsumen juga untuk membedakan produk China dengan produk lokal tidaklah mudah. Apalagi China banyak menggunakan merek yang nuansanya lokal. Penyebab inilah yang membuat bingung masyarakat memilih mana produk lokal dan mana produk China.
Ini tentunya menuaikan dampak negative, seperti Sektor Industri Manufaktur  beralih ke Sektor Perdagangan hingga 20%, karena mereka beranggapan perdagangan akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan Industri yang semakin menurun karena produk lokal kalah dengan produk China. Kemudahan mendapatkan produk dengan harga murah dan mudah, itulah sebabnya mereka beralih menjadi pedagang. Seperti contoh serbuan Produk China membuat kekhawatiran para pelaku usaha Industri rotan, mebel kayu, tekstil, logam, dan batik karena penghasilan produk lokal yang semakin menurun.
Bahan baku yang mahal, biaya produksi tinggi, dan teknologi yang digunakan terbatas membuat penurunan produksi produk lokal, seperti produk TPT Indonesia yang semakin sulit menghadapi produk China karena pembelian mesin tekstil dan produk tekstil dikenai lagi biaya masuk 5%.
Peraturan banyak tapi pengawasannya tidak kuat. Masih banyak penyelundupan dan kenaikan harga, seperti naiknya harga kapas yang menjadi masalah industri dunia. Industri TPT Indonesia harus impor bahan 95%kapas, sedangkan China sudah mengantongi bahan baku kapas 80% dan sisanya baru impor.
Strategi yang lemah dan kurang dikembangkan menyulitkan Indonesia sulit berkompetensi dengan China. Ironisnya, bahan baku alternatif serat rayon dari bubur kertas (PULP) yang bisa diolah dengan baik, ini justru tidak diperkuat dalam negeri dan masih harus impor dari Afrika Selatan, Brazil, dan Kanada. Dan juga polyester sebagai turunan dari minyak bumi.
Strategi Indonesia masih lemah, seharusnya kita bisa gencar dalam memanfaatkan tanaman industri yang dapat dikembangkan kesisi hilir. Tapi pada kenyataannya bahan baku mahal sehingga menyulitkan masyarakat berkompetensi menghadapi serbuan produk China . seperti halnya mebel yang sulit bersaing di tenggara akibat perhutani mematok harga barang baku terlampau tinggi.
Harga bahan baku industri mahal sudah diketahui Pemerintah. Hasil survei Kementerian Perindustrian tampak jelas betapa mahalnya bahan baku, kurangnya pasokan komponen, factor permodalan yang sulit dan mahalnya energi. Inilah yang menjadi faktor-faktor penyebab kekalahan daya saing.
Kementerian perindustrian melakukan survei langsung ke shanghai dan Guangzhou, China, menemukan adanya praktik banting harga (dumping) untuk beberapa produk yang diekspor ke Indonesia. China telah menerapkan politik dumping dari 100 barang yang di ekspor ke Indonesia, ditemukan 30 produk mereka dengan harga murah dibandingkan harga pasar lokal mereka.
Meski demikian, menteri perdagangan menegaskan ACFTA tidak perlu dibatalkan. Dampak negative ini masih bisa diatasi dengan negosiasi antara Pemerintah dan Pelaku Usaha yaitu dengan cara Pemerintah meminta China mengevaluasi barang-barang yang di ekspor ke Indonesia.
Berbagai solusi dapat dilakukan oleh Indonesia, seperti diadakannya pertemuan atau kesepakatan dari semua pihak yang berhubungan langsung dengan ACFTA seperti Menteri ESDM, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Industri, Assosiasi pengusaha dan lain sebagainya. Untuk membahas masalah ini dan mencari solusi serta berbagai alternatif yang dapat dilakukan.
Kementerian Perdagangan tidak bisa melepas ini ke mekanisme pasar, Pemerintah harus mengakali situasi pelik ini. Pemerintah perlu mengambil kebijakan afirmatif (berpihak) pada kepentingan Nasional.

  • Produk China harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk memperketat produk dengan mutu rendah. Pengawasan SNI harus diterapkan pada setiap Lini Produk. Produk yang tidak memenuhi kualifikasi wajib ditarik dari peredaran.
  • Pemerintah bisa memberikan insentif pada pengusaha lokal untuk menggenjot daya ekspor. Bentuk insentif ini dapat berupa pinjaman, hibah, dan bantuan. Focus insentif ini bisa disalurkan pada usaha kecil menengah
  • Kebijakan pembatasan jumlah impor pada barang tertentu masih sangat perlu. Terutama, barang yang berpotensi merusak iklim ekonomi Nasional.
  • Adanya pelatihan kompetensi dan skill serta edukasi dalam rangka pemberdayaan. Misalnya dengan diadakan pelatihan wirausaha, akutansi, dan sebagainya.
  • Kementerian Perdagangan dalam negeri harus memperkuat pasar Nasional.
  • Infrastruktur dan birokrasi harus dibenahi agar kegiatan ekonomi di Indonesia dapat berjalan dengan lancer. Sehingga efisien waktu dan penghematan biaya lebih terjangkau.
Kalau memang Indonesia mau berhadapan langsung dengan China, kita harus bisa memperbaiki system yang kita milikiseperti permodalan UMKM, dan diperkuat dengan kemudahan kredit oleh perbangkan. Jika harga suplay bahhan baku dan energy tidak bisa tidak bisa diturunkanmaka kita perlu mencari bahan baku dan berbagai energy alternative yang banyak dii produksi di Indonesia.
          Regulasi pemerintah harus ada, seperti peraturan pemerintah, intruksi Presiden dan keputusan bersama beberapa menteri untuk memberi kemudahan baik itu dalam hal bentuk, pengurangan beba masuk bahan baku, pengurangan bea keluar barang ekspor, memperkecil pajak usaha, kemudahan distribusi dan lain sebagainya.
          Alternative yang dapat dilakukan jika produk-produk lokal tidak sanggup berhadapan langsung dengan produk China yaitu dengan cara cari produk-produk unggulan kita yang memang bisa mengalahkan China dengan adanya peningkatan produk. Produk-produk itulah yang harus diperkuat dan ditingkatkan kualitasnya, jadi otomatis bisa meningkatkan pendapatan dan kita tidak defsit lagi.
          Kredo cinta produk dalam negeri juga perlu digalakkan. Seperti batik, masyarakat masih kurang pemahaman tentang cara membedakan produk Lokal dan Produk China. Harusnya masyarakat diberi pemahaman perbedaan produk antara keduanya. Sosialisasikan ke masyarakat tentang cara membedakan produk China dan produk Indonesia serta berbagai keuntungan dari produk Indonesia.
          Kesimpulannya, jika 50% saja dari penduduk Indonesia ini bisa benar-benar mencintai produk dalam negeri secara logika maka efek yang akan dihasilkan akan luar biasa. Maka kenalilah produk Indonesia dan cintailah produk dalam negerisendiri.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS